Kopi Arabika Blitar Menuju Pendaftaran Indikasi Geografis: Langkah Strategis Mengangkat Citra Kopi Lokal ke Pentas Dunia
Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tengah menapaki babak baru dalam perjalanan panjang pengembangan komoditas kopinya. Melalui inisiatif yang dipimpin oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang), pemerintah daerah kini mulai mendorong proses pendaftaran Indikasi Geografis (IG) untuk Kopi Arabika Blitar.
Langkah ini bukan sekadar formalitas administratif, tetapi menjadi bagian penting dalam strategi besar menjadikan kopi Blitar sebagai salah satu ikon unggulan daerah yang memiliki daya saing di pasar nasional maupun internasional.
Mengapa Indikasi Geografis Penting?
Indikasi Geografis (IG) adalah tanda yang menunjukkan asal suatu produk yang memiliki reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu karena faktor geografis suatu wilayah. Di dunia kopi, label IG bukan hanya penanda asal, tetapi juga jaminan mutu dan kebanggaan kolektif bagi para petani.
Dengan IG, Kopi Arabika Blitar akan memiliki perlindungan hukum dan nilai tambah ekonomi yang signifikan. Artinya, produk ini tidak bisa diklaim oleh wilayah lain, dan konsumen pun akan lebih percaya terhadap keaslian dan kualitasnya.
Pemerintah Kabupaten Blitar berharap, pengakuan ini dapat meningkatkan posisi tawar para petani serta memperluas peluang ekspor, sebagaimana yang telah dialami kopi-kopi berlabel IG lain seperti Kopi Gayo, Kopi Kintamani, dan Kopi Java Preanger.
Langkah Nyata di Lapangan
Proses pendaftaran Indikasi Geografis tidak bisa dilakukan dalam semalam. Ada serangkaian tahapan teknis yang kini tengah dijalankan.
Bappeda Litbang Blitar bekerja sama dengan para pelaku kopi, akademisi, dan komunitas petani untuk:
- Melakukan sosialisasi dan pembentukan Masyarakat Pelindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Blitar.
- Menyusun dokumen deskripsi produk, yang berisi tentang karakteristik fisik, cita rasa, dan standar mutu kopi.
- Melakukan pemetaan wilayah yang memenuhi kriteria geografis meliputi dataran tinggi dengan ketinggian tertentu, jenis tanah vulkanik, serta pola tanam khas Blitar Selatan.
Dokumen dan hasil kajian tersebut nantinya akan diajukan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM untuk diverifikasi sebelum sertifikat IG resmi diterbitkan.
Cita Rasa dan Karakter Kopi Arabika Blitar
Kopi Arabika Blitar dikenal memiliki cita rasa yang unik. Ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut, kopi ini tumbuh di tanah vulkanik yang subur di lereng Gunung Kawi dan Gunung Kelud.
Dari hasil uji cita rasa (cupping test) yang dilakukan beberapa pegiat kopi lokal, Arabika Blitar menonjolkan aroma bunga dan cokelat, dengan tingkat keasaman sedang dan body yang seimbang. Karakter ini membuatnya diminati oleh penikmat kopi manual brew yang mencari profil rasa elegan namun tidak terlalu tajam.
Harapan Petani dan Dampak Ekonomi
Petani kopi di Blitar menyambut baik langkah pemerintah daerah ini. Selama ini, mereka masih menghadapi kendala harga jual yang fluktuatif dan keterbatasan akses ke pasar ekspor. Dengan adanya IG, kopi mereka akan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi karena diakui sebagai produk khas dengan kualitas yang konsisten.
Selain itu, pengakuan IG diharapkan bisa menarik investasi di sektor pengolahan pasca panen dan membuka peluang wisata kopi (coffee tourism) seperti tur kebun kopi, edukasi roasting, dan pengalaman memetik kopi langsung di perkebunan.
Kepala Bappeda Blitar, dalam sosialisasinya, menegaskan bahwa langkah ini bukan hanya untuk branding, melainkan bagian dari transformasi ekonomi lokal berbasis potensi unggulan daerah.
Kopi Arabika Blitar memiliki karakter dan sejarah panjang. Dengan Indikasi Geografis, kita ingin memastikan bahwa keunikan itu dilindungi dan memberikan kesejahteraan bagi petaninya, ujarnya.
Menuju Kopi Blitar Go Internasional
Jika proses pendaftaran berjalan lancar, Kopi Arabika Blitar akan menjadi salah satu kopi dengan Indikasi Geografis terbaru di Indonesia. Langkah ini diharapkan mampu membuka jalan agar kopi Blitar bisa menembus pasar internasional, terutama di negara-negara yang menghargai keaslian dan identitas produk seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat.
Dengan dukungan pemerintah, komunitas petani, dan masyarakat luas, Kopi Blitar kini tak lagi hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi berpotensi menjadi duta cita rasa Indonesia di panggung dunia.
Penutup
Pendaftaran Indikasi Geografis Kopi Arabika Blitar bukan sekadar pencapaian administratif melainkan wujud nyata semangat gotong royong, inovasi, dan penghargaan terhadap kerja keras petani.
Di tengah gempuran kopi impor dan tren global yang terus berubah, langkah ini menjadi simbol bahwa daerah pun mampu menjaga jati diri dan menghasilkan produk unggulan berkelas dunia.
Kopi Blitar kini sedang menyiapkan takdirnya dari kebun di lereng gunung, menuju cangkir para penikmat kopi di seluruh dunia.